Ragam  

Halal Bihalal Yang Menggugah dan Penuh Makna

admin
Img 20250405 Wa0002

DELIKJATIM86.Com/LAMONGAN – Acara halal bihalal yang diselenggarakan LA-BRAK dan Pusbimtek Palira telah berjalan sukses. Peserta yang dihadiri beberapa perwakilan ormas, seniman, difabel, kiyai, wartawan, perangkat Desa bahkan tidak sedikit Intel kepolisian hadir dalam acara tersebut. (5/4/2025)

Sajian hiburan yang dibawakan artis Bintang Lamongan Ayu Asmara dan difabel Fitria Feronika cukup menyedot simpati peserta. Lagu yang dipilih terasa mewakili suasana kebatinan pengunjung yang melihatnya. Termasuk Yak Widhi Lamong dengan karya lagunya Lamongan Menggilan juga ikut mewarnai suasana.

Acara dimulai menyanyikan lagu Indonesia raya. Diikuti peserta, para Intel dan pengunjung lainnya. Dibawakan secara hikmat sampai menggugah rasa. Bunda Asty selaku pemimpin dirjen juga tak kalah menarik dalam memainkan kelenturan dan gestur tubuhnya.

Yak Widhi selaku fasilitator acara mengucapkan permohonan maaf lahir batin. Acara halal bihalal halal ini dimaksudkan untuk ajang silaturahmi dan mengenal lebih dekat antar sesama dengan sekian banyak masalahnya.

Lamongan adalah kota tua, kota ramah. Kota yang seharusnya tetap membangun dengan membawa martabatnya. Konsep amanah harus menjadi landasan dalam membangun kotanya. Ungkapnya.

Acara yang diinisiasi oleh Pusbimtek Palira dan LA-BRAK ini adalah untuk meneruskan cita cita konstitusi. Sehingga Lamongan kedepannya menjadi lebih beradab berdasarkan Pancasila.

“Acara dilanjut pembacaan narasi dialog. Yak Rokhim, selaku sebagai pembawa acara halal bihalal, dalam catatan narasinya Potensi apa saja harus dijadikan alat perangkat dalam membangun peradaban Bangsa, termasuk daerah Lamongan. Sebagai alat untuk meluruskan, membenahi, membongkar, mengerjakan kebaikan dan kebermanfaatan lainnya”.

Dalam acara halal bihalal terebut juga disinggung bahwa visi Ke-Tuhan-nan dan misi kemanusiaan. Harus menjadi landasan pijak dalam membangun pergerakan. Semangat rahmatan lil Alamin, memayu hayuning bawana perlu di dorong bersama sampai melaket pada laku hidup rakyat dan pemerintahnya.

Nur Rojuqi selaku pemantik diskusi. Menyinggung tata kelola Desa masih jauh dari amanah konstitusi. Banyak perangkat Desa tidak transparan dalam melakukan pengelolaan Dana Desa. Termasuk banyak bergeserya tanah bengkok sebagai aset Desa berubah menjadi milik pribadi. Sehingga aset titipan para generasi lenyap dan dikorupsi.

Banyaknya masalah di Desa tentu menjadi catatan bersama. Maka Program Ngaji Desa Melangkori yang akan di launcing bulan mei perlu diperkuat bersama. Agar masyarakat bisa teredukasi, dan kemampuannya bisa berbanding lurus dengan keberaniannya. Sehingga aneka macammpelanggaran yang bertentangan dengan konstitusi dan peraturan lainnya bisa diminimalisir dan diatasi.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Yak Harianto. Seorang putra darerah yang tinggal di Jogja. Sekaligus aktivis Gerakan Anak Bangsa dan peserta aktif Maiya Jogja. ‘ LA-BRAK perlu melakukan inovasi dalam membangun gerakan pencerdasan Anak Bangsa. Selain membuat gerakan yang berbasis Edukasi, LA-BRAK juga perlu membuat Advokasi dan Kaderisasi. Agar pertumbuhan kesadaran masyarakat semakin peduli dan tahu posisinya sebagai rakyat yang sebenarnya.

Dalam ungkapan tegasnya ‘Masyarakatlah selaku sebagai tuan, sebagai joragan dan pemilik Syah kedaulatan Bangsa. Sedang pemerintah adalah pembantu, petugas, pelayan pubik. Bukan pelayan adminitarasi atau kertas. Namun pelayan mahkluk, bukan prodak.

“Acara ditutup dengan pembacaan doa oleh salah satu ulama yang menyaksikan acara tersebut. Dengan permohonan agar pergerakan yang berbasis kehikmatan dan kemurnian ini bisa diberi kemudahan. Baik dimana saja dan dilakukan oleh siapa saja. Selalu mendapatkan perlindungan dan petunjuk Allah SWT.”

(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *