DELIKJATIM86.Com/LAMONGAN – Ruang diskusi yang diselenggarakan para pemuda Kemantren layak diapresiasi. Kegiatan diskusi ini adalah usaha membangun kesadaran pemuda dan masyarakat pada umumnya. Menjadi ruang belajar bersama agar memahami persoalan lebih komperhensif. (02/05/25)
Acara yang diinisiasi cak Kartolo beserta pemuda Kemantren ini menghadirkan ketua BPD, Pemdes dan beberapa perwakilan dari masyarakat. Sedang narasumber yang dihadirkan adalah Nur Rozuqi selaku tokoh nasional yang tinggal Lamongan.
Dalam ungkapan Cak Kartolo Pemdes Kemantren selama ini dianggap kurang transparan dalam menggunakan anggaran yang dikelolanya. Aneka bantuan baik dari BUMDes, PAD, ADD dan dana CSR ketika ditanyakan jawabannya beda antara perangkat satu dengan yang lainnya.
Kami selaku warga banyak tidak tahu dengan persoalan Perkades dan Perdes. Harapannya dengan adanya ruang diskusi seperti ini kedepan pemdes kemantren ada perubahan dalam menata kelola regulasi Desa. Termasuk dalam membuat perdes apa saja yang dibutuhan masyarakat.
Lunturnya kepercayaan masyarakat yang disebabkan tertutupnya ruang keterbukaan dan partisipasi masyarakat harus diatasi. Untuk menimalisir hal itu pemdes harus segera merealisasikan pembuatan website, mensosialisasikan setiap pembelanjaan anggaran melalui plang bord, dan disampaikan lewat medsos yang dimiliki warga.
Begitupula BPD selaku sebagai Legeslatif atau DPR nya warga, harus menjalankan kinerjanya untuk memperjuangkan kepentingan warga. Dengan melakukan inisasi, kordinasi serta konsolidasi untuk kepentingan kebaikan Desa.
Acara Ruang diskusi yang bekerjasama Dengan Tim Ngaji Desa Melangkori pada 29 April 2025 di Padepokan Watu Umpak Desa Kemantren cukup membangun kesadaran peserta yang hadir. Peserta merasa mendapat pencerahan terkait UU yang mengatur persoalan Desa. Baik Peraturan yang dibuat Kemendagri, Kementrian Desa dan peraturan lainnya.
Berbagai perdes dan Perkades, harapan kedepan perlu disosialisasikan, biar tidak selalu melahirkan tanda tanya warga. Biar warga menjadi tahu, tidak justru menimbulkan kecurigaan terkait dasar kebijakan yang diambil pemerintahan desa.
Prinsipnya Forum Edukasi semacam ini perlu diagendakan oleh pihak Desa. Agar warga di lintas sektoralnya juga bisa belajar dan cerdas bersama. Untuk bersama sama membangun peradaban Desa Kemantren menjadi lebih baik dan maju. Syukur syukur bisa menjadi percontohan bagi Desa lainnya. Tegasnya.
(Red)