DELIKJATIM86.Com/LAMONGAN – Persoalan transparasi publik sampai saat ini masih terus menjadi pertanyaan yang sering muncul dalam diskusi Road Show Desa Melangkori yang bekerjasama dengan forum ruang diskusi yang dilakukan para pemuda Desa Kemantren Paciran. (30/04/2025)
Acara yang diberi nama Ruang Diskusi dengan Tema Transparansi Publik dan Pemajuan Desa cukup menyedot energi para peserta. Selain peserta diskusi banyak yang berfikir kritis, ditamba Nur Rozuqi dalam penyampaikan materinya juga sangat menggugah cara pandang peserta.
Nur Rozuqi kapasitas dalam menguasai materi memang tidak diragukan lagi. Selain pakar persoalan tata kelola Desa. Di forum itu beliau juga dianggap hafiz dalam menghafal UU terkait Perdesaan. Sehingga apa saja yang disampaikan bukan menurut asumsinya, namun memang menurut peraturan dan konstitusi itu sendiri.
“Acara yang diselenggarakan di Padepokan Watu Tumpang Kemantren dihadiri Ketua BPD, Sekdes, Ketua RT, Pemuda dan beberapa elemen masyarakat lainnya. Tak terkecuali tim dari Ngaji Desa Melangkori sendiri.”
Dinamika diskusi semakin hidup ketika pembicaraan menyentuh pada Perdes, keuangan dan keterbukaan informasi publik. Sebagaimana bunyi Permendagri No. 6 Tahun 2018, tentang pengelolaan keuangan, memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan, serta memberikan kepastian hukum dalam penanganan pelanggaran pengelolaan keuangan Desa.
Disampaikan Zainal Arifin selaku Aktivis Peduli Desa Kemantren “Bahwa pola transparansi yang dilakukan selama ini merasa masih gelap”. Belum menjalankan betul sebagaimana harapan konstitusi. Sehingga ketika pihak pemerintah Desa ditanya informasi terkait PAD, hampir jawabannya beda antara satu dengan yang lainnya.
Hal ini yang dianggap membingungkan kami selaku warga, apalagi dampaknya samapai menjadikan banyak omon omong yang dilakukan warga di warung dan tempat tongkrongan lainnya. Ungkapnya.
Hadi selaku Sekdes Desa Kemantren mengapresiasi apa yang dilakukan teman teman muda kemantren. Jika ingin menanyakan kinerja dan transparansi kami sangat terbuka. Beliau menyarankan agar dilakukan tabayun saja dibalai Desa. Ajukan surat permohonan apa yang diinginkan terkait kinerja dan transparansi pemerintahan Desa. Himbaunya.
Acara Ruang Diskusi dan Ngaji Desa Melangkori yang dilakukan di Padepokan Watu Umpak memang terasa berbeda. Rumah belajar bersama ini justru diharap banyak pihak untuk dilakukan rutin setiap bulannya. Salain menghindari mis komunikasi, acara ini juga bisa menjadikan masyarakat semakin terbuka cakrawala pandangnya. Termasuk jika perlu memberikan jadwal waktu untuk pertemuan dan edukasi buat pemuda, remaja, dan tingkat anaknya. Agar kaderisasi generasi Desa Mantren.
(Red)