DELIKJATIM86.COM//Lamongan, 16 Juni 2025 — Suasana Desa Moropelang hari Senin kemarin terasa berbeda. Ratusan warga berkumpul dalam Road Show Ngaji Desa Melangkori, sebuah rangkaian dari program Ngaji Konteks yang mengajak masyarakat mengkaji persoalan hidup nyata di sekitar mereka. Acara ini menghadirkan Wakil Ketua PCNU Lamongan, Kiyai Nur Salim, sebagai narasumber utama.
Ngaji Desa Melangkori bukan sekadar pengajian biasa. Di sini, peserta diajak menelusuri akar masalah, memahami dampak, serta mencari solusi bersama atas berbagai persoalan desa. Tak hanya itu, diskusi juga membedah dasar hukum, aturan, serta siapa saja yang bertanggung jawab dalam setiap kebijakan yang memengaruhi masyarakat.
Dalam pemaparannya, Kiyai Nur Salim menegaskan pentingnya kebersamaan, kekompakan, dan gotong royong sebagai fondasi membangun peradaban—baik di tingkat desa maupun bangsa.
“Dalam gelap, sendiri itu menakutkan. Berdua lebih berani, apalagi jika bersepuluh, persoalan apapun akan terasa lebih ringan dan mudah diselesaikan,” ujar beliau, memberikan ilustrasi sederhana namun penuh makna.
Lebih lanjut, beliau menekankan bahwa kekuatan persatuan tidak hanya efektif menyelesaikan masalah sosial, tapi juga dapat menjadi alat menggerakkan roda ekonomi desa. Menurutnya, inilah kekuatan yang ditakuti kapitalisme yang telah bersekutu dengan kekuasaan.
Kiyai Nur Salim juga menyoroti dampak dominasi nalar kapitalistik yang membuat masyarakat cenderung mengukur segala sesuatu dengan untung-rugi, bahkan dalam hal kebaikan.
“Agama mengajarkan, jangan berharap imbalan. Biarlah Tuhan yang membalas,” tegasnya.
Beliau mendorong warga untuk lebih sering berkumpul, berdiskusi, dan memperluas cara pandang agar tidak mudah terpengaruh keputusan yang bertentangan dengan konstitusi.
“Kesadaran yang saling menguatkan harus terus dijaga dan dikembangkan. Jika masyarakat kompak dan bersatu dalam kebaikan, segala persoalan akan lebih mudah diselesaikan,” pungkasnya.
Ngaji Desa Melangkori menjadi bukti nyata bahwa kekuatan masyarakat terletak pada kebersamaan dan dialog. Semangat gotong royong dan keterbukaan dalam diskusi diharapkan terus tumbuh, membawa perubahan positif bagi desa dan bangsa.
PENULIS MAKRUF