POLRI untuk Masyarakat

admin
Policewoman 986047 1280
Istockphoto 1464347359 612x612
Makassar, Indonesia – February 9 2023: Potret personil polisi sedang bertugas di jalan raya. (Foto : istock) 

Dari Keamanan Menuju Kepercayaan: Jalan Panjang Pengabdian POLRI

Jakarta, delikjatim86 – Setiap tanggal 1 Juli, bangsa Indonesia memperingati Hari Ulang Tahun Kepolisian Negara Republik Indonesia (HUT POLRI). Tahun ini, peringatan HUT POLRI mengusung semangat besar: “POLRI untuk Masyarakat”, dengan subtema yang begitu relevan dan reflektif: “Dari Keamanan Menuju Kepercayaan, Jalan Panjang Pengabdian POLRI.”

Tema ini bukan sekadar slogan. Ia adalah cermin harapan rakyat sekaligus tantangan serius bagi institusi kepolisian untuk terus menegaskan posisinya sebagai pengayom, pelindung, dan pelayan masyarakat yang terpercaya.

Capaian Tak Terbantahkan: Menjaga Keamanan dalam Bayang-Bayang Risiko

Tak bisa dipungkiri, POLRI adalah garda terdepan dalam menjaga keamanan dan ketertiban di negeri ini. Dari penanganan terorisme, pengamanan Pemilu, hingga penanggulangan kejahatan konvensional dan cyber crime, POLRI terus bekerja siang dan malam.

Data dari BPS tahun 2024 menunjukkan bahwa tingkat kejahatan secara umum mengalami penurunan 4,5% dibanding tahun sebelumnya. Begitu pula dengan indeks keamanan publik yang meningkat 7,2%. Ini bukan prestasi kecil. Ini buah dari kerja keras ribuan personel POLRI di lapangan, dari Sabang sampai Merauke.

Namun, keamanan bukan satu-satunya indikator. Ada hal yang jauh lebih esensial: kepercayaan.

Krisis Kepercayaan: Luka yang Harus Diobati

Survei LSI pada awal 2025 mencatat bahwa tingkat kepercayaan publik terhadap POLRI berada di angka 59%. Memang masih mayoritas, namun ini adalah penurunan dari angka 70% di tahun 2021. Beberapa peristiwa menodai citra kepolisian dalam beberapa tahun terakhir—mulai dari kasus penyalahgunaan wewenang, tindakan represif terhadap warga, hingga keterlibatan oknum dalam jaringan kriminal.

Masih segar dalam ingatan publik kasus pembunuhan yang melibatkan petinggi kepolisian, serta laporan-laporan soal pemerasan terhadap tersangka yang sempat viral di media sosial. Ini menjadi peringatan keras bahwa institusi yang mengemban tugas penegakan hukum harus bersih dari pelanggaran hukum itu sendiri.

18719 ptdhNamun di sisi lain, kita juga menyaksikan langkah-langkah positif. Program Presisi yang digaungkan Kapolri menjadi fondasi reformasi. Digitalisasi pelayanan kepolisian, seperti SIM online, SKCK digital, dan pengaduan masyarakat berbasis aplikasi, adalah langkah maju menuju transparansi dan kemudahan akses.

Polri Adalah Cermin Masyarakat

Dalam banyak hal, POLRI adalah potret kecil dari bangsa ini. Masalah di tubuh POLRI tak bisa dilepaskan dari budaya birokrasi yang masih feodal, mentalitas kekuasaan yang belum sepenuhnya hilang, serta godaan kekayaan dan jabatan yang merusak integritas.

Namun seperti masyarakat Indonesia sendiri, di tubuh POLRI juga tumbuh harapan. Banyak polisi muda yang idealis, aktif di komunitas, jadi narasumber literasi hukum di sekolah-sekolah, hingga ikut membantu korban kekerasan rumah tangga dan perlindungan anak.

Istockphoto 1464347428 612x612
Makassar, Indonesia – February 9 2023: Polisi adalah cerminan masyarakat. (Foto : istimewa) 

Mereka layak mendapat dukungan. Bukan hanya dari atasannya, tapi dari kita semua sebagai warga.

Kritik yang Membina, Bukan Membinasakan

Kritik kepada POLRI bukan bentuk kebencian. Justru karena cinta dan harapan, masyarakat terus menyuarakan keinginan akan perubahan. Polisi yang lebih humanis, lebih mendengar, dan lebih cepat menanggapi laporan warga—bukan hanya saat sorotan media hadir.

Maka, penting untuk membuka ruang dialog antara masyarakat dan aparat. Forum-forum tatap muka, transparansi anggaran, dan sistem pengaduan yang efektif tanpa intimidasi, bisa menjadi jembatan dari krisis menuju rekonsiliasi kepercayaan.

Harapan dan Tantangan ke Depan

Ke depan, tantangan POLRI tidak makin mudah. Kejahatan lintas negara, teknologi deepfake, penyebaran hoaks politik, dan kriminalitas digital menjadi medan baru yang memerlukan integritas, kecakapan teknologi, dan kemampuan berpikir kritis dari aparat.

Namun, semuanya kembali ke hal paling mendasar: rakyat ingin percaya.

Percaya bahwa polisi bukan alat kekuasaan, melainkan bagian dari masyarakat yang juga punya hati, nurani, dan komitmen untuk melayani.

Penutup: Untukmu Bhayangkara

Selamat Hari Bhayangkara ke-79. Jalan panjang pengabdian masih terbentang. Dari keamanan menuju kepercayaan, semoga POLRI semakin berbenah, semakin dekat dengan rakyat, dan mampu menjadi teladan dalam menegakkan keadilan.

Karena bangsa besar bukan hanya punya polisi yang kuat, tapi polisi yang dipercaya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *