DELIKJATIM86.Com/LAMONGAN – Puasa Ramadan telah memasuki pekan enam belas, namun ngelihat pembeli di Pasar Baru Kabupaten Lamongan masih tampak sepi. Lorong-lorong pasar yang lebih dikenal dengan sebutan Pasar Tingkat terlihat lengang, bahkan beberapa kios di lantai dua masih tutup. (16/03/25)
Wakil UPT Pasar Tingkat, Edi Setiawan, mengatakan bahwa kondisi pasar tahun ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah persaingan ketat dengan penjualan daring.
“Di pasar tradisional ini, banyak pedagang yang kesulitan bersaing dengan harga yang lebih murah dan produk-produk yang lebih baru yang ditawarkan melalui platform online,” kata Edi.
Tak hanya karena persaingan dengan pasar online, Edi juga menyebutkan bahwa banyak pedagang yang mulai berpindah ke ruko-ruko yang tersebar di Lamongan. “Hal ini membuat daya tarik pasar tradisional semakin menurun,” tambahnya.
Sebagai langkah untuk meningkatkan jumlah kunjungan, pengelola pasar menjalin kerja sama dengan pedagang agar mereka dapat memanfaatkan pasar online Lamongan (POL).
“Namun, tantangan utama tetap pada harga dan kualitas produk yang tidak selalu dapat bersaing dengan barang yang dijual melalui sosial media dan e-commerce,” ujarnya.
Untuk mengatasi permasalahan ini, pengelola pasar melakukan sosialisasi kepada pedagang yang menutup kiosnya agar mereka kembali membuka lapak di pasar tradisional. Upaya ini dilakukan dengan memberikan arahan dan surat motivasi guna membangkitkan kembali semangat berjualan mereka.
Selain itu, pihak pengelola pasar juga sempat mempertimbangkan program bazar Ramadan, seperti yang pernah diadakan pada tahun 2015 hingga 2017. Namun, program tersebut terhenti akibat adanya larangan dari pemerintah. “Kami berharap ada kesempatan untuk menghidupkan kembali kegiatan serupa di masa depan,” katanya.
Pihak pengelola berharap pasar tradisional bisa bertahan dan kembali menarik perhatian masyarakat Lamongan meskipun persaingan dengan toko online dan ruko semakin ketat. Mereka berharap pasar tradisional tetap menjadi pusat jual beli bahan primer dan kebutuhan pokok.
“Harapan kami, semoga pasar tradisional ini bisa bangkit kembali, dan masyarakat Lamongan dapat kembali mengunjungi pasar seperti dulu,” tutupnya.
(ZN)